MARABAHAN,Teladankalimantan.com’
Wakil Bupati Barito Kuala (Wabup Batola), Herman Susilo berharap agar kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengendali Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) dapat memberikan solusi terbaik dalam upaya menurunkan angka stunting di Batola.
“Mudah-mudahan rakor ini bisa memberikan solusi terbaik untuk masalah GENTING ini. Kita berharap ke depan target kita dan target dari pusat bisa tercapai dengan baik,” ujar Herman Susilo, pada Rakor Tim GENTING, Kamis (09/10/2025).
Herman Susilo juga menegaskan, perlunya memperkuat edukasi dan sosialisasi gizi kepada masyarakat.
“Bagaimanapun kita memberikan bantuan atau arahan, kalau orangtuanya tidak memahami pentingnya gizi anak, tentu hasilnya tidak maksimal. Di sinilah peran SKPD, pemerintah dan organisasi wanita untuk memberikan pemahaman pentingnya menjaga kesehatan dan gizi anak,” ungkapnya.
Dengan adanya koordinasi lintas sektor ini, dia berharap, program GENTING dapat berjalan efektif dalam mendukung upaya pemerintah daerah menurunkan angka stunting di Kabupaten Batola.
Sekretaris Daerah Batola H Zulkipli Yadi Noor menyampaikan, hingga saat ini terdapat 99 entitas berpartisipasi memberikan sumbangan dana sebesar Rp354.449.000.
Dana tersebut, jelas dia, telah disalurkan ke 17 kecamatan mencapai Rp353.090.000 diperuntukkan bagi anak asuh, ibu hamil dan ibu menyusui.
Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev), sebut dia, telah dilaksanakan di empat kecamatan yakni, Kecamatan Mekarsari, Desa Tamban Raya pada Posyandu Cempaka 2 pada tanggal 16 September 2025.
Selanjutnya, di Kecamatan Wanaraya, Desa Sidomulyo Baru pada Posyandu Harapan Ibu 2 pada tanggal 17 September 2025, Kecamatan Tamban, Desa Tinggiran II Luar pada Posyandu Sekuntum Bunga 3 tanggal 18 September 2025 dan Kecamatan Rantau Badauh, Desa Sei Bamban pada Posyandu Nanas tanggal 19 September 2025.
Adapun SKPD pendamping kegiatan monev tersebut, terang dia, DPPKBP3A, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, DISPERKIM, Inspektorat, Bappelitbang, dan DISBUNAK.
Dari hasil monev, ungkap dia, diketahui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sudah tepat sasaran dan sebagian besar baduta mengalami peningkatan berat badan dan tinggi badan, menunjukkan perbaikan status gizi.
Namun, sambung dia, ditemukan pula beberapa sasaran yang mengalami penurunan berat badan atau stagnan tinggi badan.
Dari hasil wawancara dengan orangtua dan kader pendamping, tambah dia, penyebab kondisi tersebut adalah, anak mengalami sakit seperti batuk dan pilek, terindikasi menderita penyakit (misalnya TB paru), terlalu sering mengonsumsi jajanan/snack menurunkan nafsu makan.
Selain itu, tambah dia, anak hanya menyukai makanan tertentu, tidak ada makanan pendamping selain dari kader.
“Sedangkab kendala utama dihadapi di lapangan meliputi, sarana dan prasarana terbatas serta lokasi sulit dijangkau, sehingga menghambat distribusi PMT,” tegasnya.
Kendala lainnya, kata H Zulikli Yadi Noor, anggaran terbatas, belum tersedia upah bagi kader penyedia PMT, pola asuh orangtua belum mendukung peningkatan gizi anak
Sementara, Kepala DPPKBPPPA Batola Azizah Sri Widari menekankan, pentingnya dukungan lintas sektor.
Dia berharap, agar Dinas PU dan Perkim dapat turut mencatat dan mengintegrasikan program rumah tidak layak huni, penyediaan air bersih dan pembangunan jamban sehat sebagai bagian dari strategi pencegahan stunting.
Rakor tersebut turut dihadiri perwakilan dari organisasi wanita, BAZNAS Batola serta sejumlah SKPD terkait.(red/ben/diskominfo batola)