BANJARMASIN, teladankalimantan.com—Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terjadi di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan persisnya di wilayah Gambut Kabupaten Banjar, serta di wilayah perbatasan Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Pantauan media ini pada Kamis sore (05/10), lahan yang terbakar dekat dengan lokasi Terminal Gambut Barakat Jalan, Ahmad Yani Km 17, serta di kawasan Jalan Gubernur Sarkawi.
Di lokasi dekat terminal Gambut, meski tidak menganggu aktivitas transportasi, namun asap akibat kebakaran hutan lahan tersebut cukup tebal, sehingga memaksa para pengemudi berhati-hati. Jarak pandang terpantau sekitar 50 hingga 100 meter, karena lokasi kebakaran berada dekat terminal tersebut.


Sementara itu, di Jalan Gubernur Syarkawi, karhutla lebih disebabkan adanya aktivitas kebakaran ladang skala kecil yang merembet hingga ke pinggir jalan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan, R Suria Fadliansyah menyebutkan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akan ditingkatkan lagi dengan kolaborasi bersama seluruh komponen selama dua pekan ke depan.
“Ini hari ketiga, kita posisi di dekat bandara di Guntung Damar dan merupakan tempat atau Posko Gabungan Karhutla dan Media Center Provinsi Kalsel,” ujar R Suria Fadliansyah, Kamis pagi (5/10/2023) dikutip dari laman media center Kalimantan Selatan.
Dikatakannya, Karhutla Kalsel saat ini masih berstatus siaga, namun penanggulangannya tetap ditingkatkan sebagai upaya Pemprov Kalsel dalam mengurangi dampak El Nino yang menimbulkan kemarau panjang dan berpotensi kekeringan dan bencana asap karhutla.
Adapun yang dilakukan bersama seluruh komponen seperti TNI Polri, instansi terkait dan masyarakat yakni melakukan pemadaman dan pembasahan yang dipusatkan di wilayah ring satu bandara Syamsudin Noor.
“Kita berharap dengan kegiatan ini yang ke depannya sampai dengan 14 hari, penanganan karhutla dapat dipercepat,” harap Suria.
Ia menjelaskan, kehadiran Posko Gabungan di Guntung Damar Kota Banjarbaru ini sebagai pusat koordinasi selama 14 hari. Setiap harinya dilakukan apel pagi, sekaligus briefing sebelum turun memadamkan titik api, kemudian pada sore hari dilakukan evaluasi sebagai bahan untuk ditindaklanjuti pada keesokan harinya.
“Kegiatan harian ini dilaksanakan agar lebih efektif dan efisien dalam pemadaman dan pembasahan,” pungkas Suria. (red)

































