MARABAHAN, teladankalimantan.com-Pengajian akbar dan majelis salawat yang berlangsung di Aula DPC PPP Batola, Kalimantan Selatan pada Kamis malam (22/6) terus dipadati oleh warga yang datang dari berbagai desa di Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan.
Dalam pengajian tersebut, para jamaah tampak antusias menghadiri pengajian yang juga diisi dengan pembacaan salawat dan puji-pujian kepada Rasulullah.
Selain dihadiri warga dari berbagai desa, pengajian juga dihadiri langsung oleh Ketua DPC PPP Batola DR H Bahrul Ilmi dan istri Hj Noorhayati, para guru agama seperti Guru Ahmad Mubarak, Guru Mahmudin, Guru Abdur Rauf dari Pondok Pasantren Hidayah, para habib seperti Habib Anies Bin Salamin Bhalgaits, Habib Jafar, tokoh masyarakat, serta sejumlah bakal calon legislatif dari PPP. Hadir pula H Iwan, salah seorang kolega H Bahrul Ilmi dari Jakarta. Menariknya dalam kegiatan tersebut, panitia menghadirkan pentauziah yang berasal dari Hadramaut Yaman yakni, Sayyid Adham Alkhairi.



Sebelum mendengarkan tauziah, para jamaah bersalawat dan melantunkan syair maulid dan puji pujian kepada Rasulullah yang dipimpin guru Ahmad Mubarak serta diiringi oleh grup maulid BPK Berja Anjir Muara.
Suasana semakin semarak, saat Guru Ahmad Mubarak melantunkan lagu-lagu memuji Rasullulah seperti Assalamualaika, Ahmad ya Habibie, dan Tabarruk yang diikuti oleh para jamaah.
Ketua DPC PPP Batola DR H Bahrul Ilmi dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih kepada para jamaah dan permohonan maaf, jika ada kekurangan selama pelaksanaan pengajian. Dirinya juga memperkenalkan pentauziah yang berasal dari Hadramaut, Yaman. “Mudah-mudahan apa yang beliau sampaikan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua,” kata H Bahrul Ilmi.

Dalam tauziahnya, Sayyid Adham Alkhairi yang diterjemahkan oleh Guru Abdur Rauf mengupas tentang beramal di sepuluh hari bulan dzulhijjah.
Menurutnya, ibadah di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW lebih mulia daripada jihad fi sabilillah.

Pada sepuluh awal Dzulhijah juga dianjurkan memperbanyak ibadah sunnah semisal puasa dan zikir. “Barang siapa puasa di sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah, maka puasanya seolah-olah setahun. Dan menghidupkan malam di 10 hari dzulhijjah seolah-olah dia menghidupkan malam Lailatul Qadar.
Dirinya mengajak untuk mempergunakan sebaik-baiknya waktu beramal di sepuluh pertama bulan Dzulhijah sebagaimana yang juga dilakukan oleh para salafus shaleh dengan mengistimewakan tiga musim yakni di bulan Muharam, 10 hari pertama bulan dzulhijjah, dan 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Dikatakannya, semua itu adalah ibadah jahir, dan yang paling disukai adalah ibadah batin yakni berprasangka baik terhadap Allah dan mahluknya.
Dalam kesempatan tersebut Sayyid Adham juga mengajak para jamaah untuk terus bertobat kepada Allah SWT dan membersihkan hati. “Jauhilah maksiat, dan hendaklah bertobat, dan Allah selalu mencintai hambanya yang bertobat,” katanya.
Acara ditutup dengan pembacaan tahlil dan doa yang dipimpin oleh Habib Muhamad Anies Bin Salamin Bhalgaits Ba’alawy. Acara juga dirangkai dengan pembagian doorprize yang berhadiahkan kulkas, televisi, kipas angin, dan uang. (red)





































