Teladankalimantan.com–Harga minyak mentah dunia naik pada hari Kamis (17/8/2023), setelah mengalami penurunan selama tiga hari berturut-turut, seiring dolar terdepresiasi dari level tertinggi dan bank sentral Tiongkok berupaya memperkuat pasar properti dan ekonomi secara keseluruhan.
Dilansir beritasatu, kontrak berjangka minyak Brent naik 41 sen, atau 0,49%, menjadi US$ 83,86 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 74 sen, atau 0,93%, menjadi US$ 80,13 per barel.
Pada sesi sebelumnya, harga minyak turun lebih dari 1,5% akibat kekhawatiran terhadap perekonomian Tiongkok yang terdesak dan potensi kenaikan suku bunga AS lebih lanjut.
Bank sentral Tiongkok mengatakan bahwa mereka akan menjaga likuiditas tetap cukup dan akan menjalankan kebijakan yang tepat dan tegas untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Indeks dolar melorot dari level tertinggi dua bulan setelah laporan pertemuan Federal Reserve yang mengindikasikan peluang kenaikan suku bunga terbuka dan data pada minggu ini menunjukkan bahwa ekonomi AS masih kuat.
Kenaikan suku bunga dapat meningkatkan biaya pinjaman, yang dapat melambatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Sementara itu, Tiongkok menarik persediaan minyak mentah pada bulan Juli, pertama kali dalam 33 bulan.
Data yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun hampir 6 juta barel minggu lalu berkat ekspor yang kuat dan tingkat produksi kilang yang tinggi. (red)





































