MARABAHAN, teladankalimantan.com-Ribuan jemaah dari berbagai desa kembali memadati aula DPC PPP Batola di jalan Trans Kalimantan, Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, untuk menghadiri majelis salawat dan pengajian akbar yang rutin digelar di DPC PPP Batola pada Kamis malam (11/5).
Saking antusiasnya, para jamaah meluber hingga ke halaman Aula DPC PPP Batola, bahkan minibus yang mengangkut para jemaah dari berbagai desa berjejer parkir di pinggir jalan Kantor DPC PPP Batola.
Acara yang berlangsung usai Salat Isya tersebut, semakin malam semakin khidmat dan semarak, terlebih Guru Ahmad Mubarak bersama grup maulid membacakan syair Maulid Habsy dengan melantunkan Salawat dan puji-pujian kepada Rasulullah.
Sejumlah guru-guru agama seperti Guru Mahmudin, Guru Tajudinor, para tokoh masyarakat, jajaran DPC PPP Batola, dan kepala desa hadir dalam kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan majelis salawat dan pengajian rutin tersebut, pihak panitia mengundang pentauziah yakni Guru Ma’mun asal Tabunganen, Kabupaten Batola.
Dalam tauziahnya, Guru Ma’mun menyampaikan kepada para jemaah ada enam amalan yang akan mengantarkan seseorang nyaman atau lapang menuju Surganya Allah SWT.
Ke enam amalan tersebut, yang pertama fadilatnya orang tersebut akan diringankan saat menghadapi sakaratul maut. Apa amalanya? Yakni, membaca doa “Allahumma barikli fil maut wa fima ba’dal maut” atau
“Ya Allah memberkati saya dalam kematian dan setelah kematian”. Doa ini dibaca 25 kali dalam sehari atau lima kali usai melaksanakan salat lima waktu.

Amalan yang kedua yang fadilatnya dilapangkan dalam kubur, yakni dengan membaca Surah Yassin dan Surah Al Mulk setiap habis Maghrib.
Guru Ma’mun menambahkan, amalan ketiga yang fadilatnya, amalan kita terus mengalir setelah berada di alam kubur yakni, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, serta anak yang soleh dan solehah.
Dikatakannya, perjalanan seseorang menuju Surganya Allah SWT, akan melewati masa bangkit dari Kubur, serta hancurnya alam semesta atau yang disebut dengan Kiamat.
Saat itu, semua manusia dibangkitkan dan dikumpulkan di padang Masyhar. Lantas apa amalan yang bisa meringankan seseorang saat di padang Masyhar, sebuah tempat, di mana matahari didekatkan sejauh satu mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat hingga keringat tersebut menenggelamkan mereka sesuai dengan amalan masing-masing ketika di dunia. Saat itu, manusia juga dalam keadaan bertelanjang.

Menurut Guru Ma’mun, amalan yang bisa meringankan di padang Masyhar yakni banyak bersedekah pakaian, minuman, dan air selama di dunia dan meniatkannya agar mendapat syafaat dari Rasulullah, sehingga tidak mengalami kehausan maupun kelaparan.
Amalan selanjutnya yang fadilatnya, agar seseorang masuk surga tanpa dihisab yakni, istri yang taat kepada suami yang sholeh, serta melazimkan hadir ke majelis-majelis ilmu.
Dan yang terakhir yang fadilatnya mulus saat meniti jembatan Shiratal Mustaqim, yakni titian yang akan dilalui tiap manusia di akhirat kelak. “Amalan tersebut yakni sifat dan ahlak yang mengasihi sesama serta melaksanakan Salat Berjamaah,” pungkasnya.
Majelis salawat dan pengajian akbar ini, selanjutnya ditutup dengan doa oleh Guru Ahmad Mubarak. (red)

































